“Gimana sih rasanya jatuh cinta?” Denger aja lagunya Project Pop, katanya, Berjuta Rasanya!.
“Pernah jatuh cinta?”
“Pernah…”
“Berapa kali?”
“Sering…..”
Dicintai mencintai, fitrah manusia (jadi inget nih lagunya The Fikr). Seorang penulis Jazimah El-Muhyi dalam bukunya, menulis, ”Entah berapa kali saya jatuh cinta, begitulah saya, orang yang mudah jatuh cinta..” Jazimah yang jilbabnya lebar ternyata gampang jatuh cinta? Jatuh cinta itu tanpa pandang status, tukang ojek, pedagang martabak hingga anak sekolahan, semua merasakan. Tau ga kenapa? Ya, karena mereka manusia (he,he,.. udah tau nanya). Maka cerita seorang ABG jatuh cinta kepada gurunya adalah hal yang wajar. (wah, yg ini baru kenangan pas kita sekolah dulu... hayo ngaku?!).
”Boleh ga sih, jatuh cinta...?”
”Kira-kira dosa ga ya kalau kita jatuh cinta?” (nah yg ini biasanya pertanyaan anak Rohis yg lagi kesemsem temennya).
Coba deh liat surat Yusuf , Surat yg disebut Al-Quran sebagai Ahsanul Qasash (predikat Cerita terbaik). Dalam satu ayatnya, Nabi Yusuf digambarkan sedang jatuh cinta, ”Walaqad hamma bihaa.....” Yusuf merasakan ketertarikan pada wanita itu. Merasa tertarik, suka, demen atau cinta adalah sesuatu yang wajar dan manusiawi. Seorang Nabi pun jatuh cinta. Tanpa rasa cinta yang muncul antara seorang pria dan wanita, mungkin Adam dan Hawa takan pernah mempunyai keturunan. (hmmm, gituh ya...)
Menurut Azimah Rahayu, Penulis buku Dan Tersenyumlah Pada Dunia:
Cinta itu, muncul dan tumbuh tak kenal waktu, tak kenal usia. Cinta adalah sebentuk rasa yang menjadi hak setiap manusia, remaja, dewasa atau bahkan para lanjut usia. Cinta adalah sebuah emosi jiwa yang dapat datang dan pergi kapan saja, pada para lajang maupun yang tak lagi membujang. Cinta bisa menghinggapi siapa saja terhadap siapa saja yang lain, karena alasan apa saja, sebagaimana cinta juga dapat menghilang dari satu hati terhadap hati yang lain. (Berat.. nich bahasanya....^_^)
”Tapi ada ga ya orang yang ga pernah jatuh cinta?” atau yang merasa tidak punya cinta. Jawabannya tentu tidak ada, wong itu insting manusiawi koq. Tapi dalam beberapa hal bisa terjadi (kan kata Adidas, imposibble is nothing). Misalnya seorang wanita atau pria yang trauma dengan riwayat cintanya, orang yang ditinggal mati orang pasangannya. Atau orang yang sudah punya pasangan (yaiya lah....) Punya seseorang yang mendapat tambatan dalam hatinya, seseorang yang ada dalam mimpi dan setiap detak jantungnya (hiks..hiks.. melankonis banget sieh..). Secara alami orang tipe begini emang sudah membuat benteng pertahanan dalam hatinya. Jadi seorang artis pun yang datang untuk masuk ke dalam hatinya, tetep ajah... ga bisa.
Eits... jangan lupa, meski cinta itu manusiawi, fitrah semula jadi. Bukan berarti kita harus obral cinta. Dalam Islam sudah ada aturanya yang jelas banget mengenai ini. Makanya sekalipun Nabi Yusuf jatuh cinta, ga pernah ada ceritanya dia buat acara talk show kaya di teve-teve (hehe... kejauhan ngayalnya). Apalagi pacaran, berdua-duaan sama orang yang dicintainnya. Jadi, kalau Cinta, harus dibuktikan. Bukan dimanfaatkan. Maksudnya gini coy... dibuktikan dong dengan menjadi pasangan sehidup semati (nikah maksudnya), karena pacaran sih cuma kamuflse ketidakmampuan dan ketidak seriusan.
”Jadi gimana donk?”
Hmm, gimana ya? Begini aja deh, sekarang kan lagi musim nikah dini, kenapa ga di coba? (hahaha.. jadi kampanye nikah dini) so what? Emang itu solusi? Ga semua orang cocok guys. Ada yang malah nikah dini justru menghambat perkembangan dan dinamika hidupnya. Jadi, pilihannya emang kudu berparadigma seperti Nabi Yusuf, meski mencintai dan mempunyai idaman hatinya, tak menhentikan langkahnya. Menjadi menteri keuangan, bedaharawan negara, penasehat raja hingga diplomat. Ada hal yang lebih berhargadalam hidup yang harus diperjuangan. Bagaimana mungkin kita asyik masyuk terbuai dalam asmara, sedang masyarakat dalam keterpurukan. Kita bukan manusia egois kan? Cinta universal, cinta kedamaian, cinta kebersamaan dan cinta-cinta lainnya berjalan beriringan. So guys.. rethingking love!
“Pernah jatuh cinta?”
“Pernah…”
“Berapa kali?”
“Sering…..”
Dicintai mencintai, fitrah manusia (jadi inget nih lagunya The Fikr). Seorang penulis Jazimah El-Muhyi dalam bukunya, menulis, ”Entah berapa kali saya jatuh cinta, begitulah saya, orang yang mudah jatuh cinta..” Jazimah yang jilbabnya lebar ternyata gampang jatuh cinta? Jatuh cinta itu tanpa pandang status, tukang ojek, pedagang martabak hingga anak sekolahan, semua merasakan. Tau ga kenapa? Ya, karena mereka manusia (he,he,.. udah tau nanya). Maka cerita seorang ABG jatuh cinta kepada gurunya adalah hal yang wajar. (wah, yg ini baru kenangan pas kita sekolah dulu... hayo ngaku?!).
”Boleh ga sih, jatuh cinta...?”
”Kira-kira dosa ga ya kalau kita jatuh cinta?” (nah yg ini biasanya pertanyaan anak Rohis yg lagi kesemsem temennya).
Coba deh liat surat Yusuf , Surat yg disebut Al-Quran sebagai Ahsanul Qasash (predikat Cerita terbaik). Dalam satu ayatnya, Nabi Yusuf digambarkan sedang jatuh cinta, ”Walaqad hamma bihaa.....” Yusuf merasakan ketertarikan pada wanita itu. Merasa tertarik, suka, demen atau cinta adalah sesuatu yang wajar dan manusiawi. Seorang Nabi pun jatuh cinta. Tanpa rasa cinta yang muncul antara seorang pria dan wanita, mungkin Adam dan Hawa takan pernah mempunyai keturunan. (hmmm, gituh ya...)
Menurut Azimah Rahayu, Penulis buku Dan Tersenyumlah Pada Dunia:
Cinta itu, muncul dan tumbuh tak kenal waktu, tak kenal usia. Cinta adalah sebentuk rasa yang menjadi hak setiap manusia, remaja, dewasa atau bahkan para lanjut usia. Cinta adalah sebuah emosi jiwa yang dapat datang dan pergi kapan saja, pada para lajang maupun yang tak lagi membujang. Cinta bisa menghinggapi siapa saja terhadap siapa saja yang lain, karena alasan apa saja, sebagaimana cinta juga dapat menghilang dari satu hati terhadap hati yang lain. (Berat.. nich bahasanya....^_^)
”Tapi ada ga ya orang yang ga pernah jatuh cinta?” atau yang merasa tidak punya cinta. Jawabannya tentu tidak ada, wong itu insting manusiawi koq. Tapi dalam beberapa hal bisa terjadi (kan kata Adidas, imposibble is nothing). Misalnya seorang wanita atau pria yang trauma dengan riwayat cintanya, orang yang ditinggal mati orang pasangannya. Atau orang yang sudah punya pasangan (yaiya lah....) Punya seseorang yang mendapat tambatan dalam hatinya, seseorang yang ada dalam mimpi dan setiap detak jantungnya (hiks..hiks.. melankonis banget sieh..). Secara alami orang tipe begini emang sudah membuat benteng pertahanan dalam hatinya. Jadi seorang artis pun yang datang untuk masuk ke dalam hatinya, tetep ajah... ga bisa.
Eits... jangan lupa, meski cinta itu manusiawi, fitrah semula jadi. Bukan berarti kita harus obral cinta. Dalam Islam sudah ada aturanya yang jelas banget mengenai ini. Makanya sekalipun Nabi Yusuf jatuh cinta, ga pernah ada ceritanya dia buat acara talk show kaya di teve-teve (hehe... kejauhan ngayalnya). Apalagi pacaran, berdua-duaan sama orang yang dicintainnya. Jadi, kalau Cinta, harus dibuktikan. Bukan dimanfaatkan. Maksudnya gini coy... dibuktikan dong dengan menjadi pasangan sehidup semati (nikah maksudnya), karena pacaran sih cuma kamuflse ketidakmampuan dan ketidak seriusan.
”Jadi gimana donk?”
Hmm, gimana ya? Begini aja deh, sekarang kan lagi musim nikah dini, kenapa ga di coba? (hahaha.. jadi kampanye nikah dini) so what? Emang itu solusi? Ga semua orang cocok guys. Ada yang malah nikah dini justru menghambat perkembangan dan dinamika hidupnya. Jadi, pilihannya emang kudu berparadigma seperti Nabi Yusuf, meski mencintai dan mempunyai idaman hatinya, tak menhentikan langkahnya. Menjadi menteri keuangan, bedaharawan negara, penasehat raja hingga diplomat. Ada hal yang lebih berhargadalam hidup yang harus diperjuangan. Bagaimana mungkin kita asyik masyuk terbuai dalam asmara, sedang masyarakat dalam keterpurukan. Kita bukan manusia egois kan? Cinta universal, cinta kedamaian, cinta kebersamaan dan cinta-cinta lainnya berjalan beriringan. So guys.. rethingking love!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar