Jumat, 14 September 2012

Gaya Belajar Visual

Akhirnya gw baru tau kalo cara belajar gw yang cocok itu ''VISUAL'' :D
berikut sedikit ulasan tentang gaya belajar visual :




1. Visual (belajar dengan cara melihat)

Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
Ciri-ciri gaya belajar visual :
  • Bicara agak cepat
  • Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
  • Tidak mudah terganggu oleh keributan
  • Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
  • Lebih suka membaca dari pada dibacakan
  • Pembaca cepat dan tekun
  • Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
  • Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
  • Lebih suka musik dari pada seni
  • Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
  • Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
  • Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
  • Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
  • Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
  • Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

Senin, 20 Agustus 2012

MOHON DI BACA..! :)

1. Rasul bersabda, "tiada seorang lelaki sendirian dengan
wanita yg tidak ada mahramnya
melainkan ingin berzina
padanya" (HR Hakim)
02. mengapa
pacaran selalu bisa menemukan tempat sepi dan remang-
remang? | karena niatnya
memang supaya tia
da yang ketahui aktivitasnya
03. lihat yg masih pacaran, mati
kutu kl di depan ramai | kl sepi baru aktivitasnya jalan,
slogannya not talk, action only
04. Ras ul sudah peringatkan tiada
kebaikan pada pacaran |
karena fitrah lelaki tak bisa
berhenti sekedar genggaman
tangan
05. karena lelaki senang betul pada sesuatu yang tiada perlu
komitmen | maka pacaran jadi
solusi lelaki kaya nafsu tapi
miskin keseriusan
06. pacaran bukan buat kamu
dewasa | tapi mungkin buat kamu lakukan adegan dewasa
07. betul sekali nggak pacaran
nggak menjamin nikahnya baik
| namun yang pasti kita sudah
awali dengan baik dan
hindarkan dosa kan? 08. betul sekali pacaran juga
belum tentu nikahnya nggak
baik | tapi sudah diawali yang
buruk, dan awal buruk susah
untuk jadi baik
09. coba jujur jawab, batin dulu deh | "orientasi pacarmu itu,
kenal dirimu, atau kenal
fisikmu?" | "yg menarik baginya
pikiran atau badanmu?"
10. karena bila pacar serius
mau kenalan (bukan orientasi badan) | ayah-ibunya jauh lebih
tau dan lebih jujur dari anaknya
11. lelaki yg punya komitmen,
punya ilmu agama, punya ilmu
dunia | mereka malas habiskan
waktu untuk pacaran 12. taukah darimana
peribahasa "habis manis sepah
dibuang"? | ya itu dari
pengamatan atas aktivitas
pacaran
13. kalau peribahasanya orang menikah "sambil menyelam
minum air" | atau "sekali
dayung 2-3 pulau terlampaui"
hehe..
14. pikiran yg menikah "ini adl
yg menemani seumur hidup" | pikiran yg pacaran "kita coba
dulu aja, nanti kl nggak cocok,
cari yg lain"
15. pacaran itu miskin
komitmen | bila masih ada yg
perlu diambil darimu dia terus, bila rumput tetangga lebih
hijau, ia pindah kesana
16. lelaki yg serius cari ibu
anak-anaknya, bukan cari
wanita dipacari | nggak fun
memang, karena menikah bukan untuk fun tapi ibadah
17. pacaran untuk bersenang-
senang, menikah itu untuk
ibadah | mau jadi objek
kesenangan atau jadi objek
ibadah? :) 18. "kapan mau nikahi aku?" |
"wah, kita ini masih esempe,
kita jalani dulu aja" | logis deh,
yakin bertahan sampai waktu
yg tak terdefinisi?
19. "kapan mau ketemu ibu- bapakku?" | "wah aku belum
siap ketemu ibu-bapakmu" |
itulah tanda nggak niat, nggak
serius
20. karena lelaki yg menikah
akan siapkan diri jadi suami dan ayah yg baik | sedang yg
pacaran siapkan diri jadi pacar
yg baik (hopeless)
21. ciri lelaki serius, khawatir
umbar janji dan omong kosong
| yang justru menjadi keahlian ahli-pacaran
22. kesimpulannya, apa yg
dipelajari ketika pacaran? |
lelaki: mampu bergerak dalam
gelap, wanita: mengenal 1001
kebohongan lelaki

BERTEMU ALLAH SWT

Pernah pacaran ? atau sedang KASMARAN sama seseorang ? gimana rasanya kalo ketemuan sama si dia ? ya…. rasanya ingin selalu bincang yang indah-indah dan berlama-lama dengannya ? lupa waktu lupa segalanya, serasa Dunia Cu
ma kita berdua, gak ketemu sehari saja rasanya setahun, pokoknya kalo gak ada dia gak seru, hambar, selalu ada cara bagaimana ketemu si dia. Bayangan si dia sel
alu mengikuti kemana saja kelopak mata tertuju. Mau mandi ingat dia, mau makan ingat dia, mau tidur juga ingat dia, di HP di Computer ada foto si dia, bahkan Sholatpun ingat si dia ! rasanya Dunia ini akan Indah kalo ada si dia pujaan hati. Apapun akan dipertaruhkan hanya sekedar untuk ketemu si dia, gak peduli jauh, hujan bahkan banjir melanda.

Padahal belum tentu si dia mencintai dan mengagumi kita, bukankah dia tidak akan mampu memberikan segala keinginan dan kebutuhan kita, atau bahkan jangan-jangan diam-diam si dia juga punya orang ketiga yang dia kagumi melebihi kita. Ya … sebuah KEINDAHAN SEMU yang sering kita alami dalam hidup ini, Astaghfirullah….

Subhaanallah, ternyata NIKMAT TERINDAH di Dunia ini adalah ketika kita mampu ‘ bertemu ‘ dengan Allah SWT Sang Kekasih yang Maha Mencintai kita ketika kita SHOLAT , Sholat yang bukan hanya sekedar rutinitas menggugurkan kewajiban, Sholat adalah WAKTU EXCLUSIVE yang diberikan Allah SWT kepada kita untuk mendapatkan Motivasi, Inovasi dan Solusi serta Energi baru yang membuat semangat hidup kita untuk beramal prestatif semakin menggelora.

Ya… ternyata ‘ BERTEMU ‘ Allah SWT tidak harus menunggu nanti kita di Sorga, jika kita ‘mampu menemui’ Allah SWT selama hidup kita di Dunia ini, maka dapat DIPASTIKAN kita akan mampu menemu DIA kelak di SorgaNYA.

Ya, ketika Sholat sudah menjadi Waktu Exclusive yang selalu kita rindukan, ketika MALAM selalu kita hidupkan untuk ‘berjumpa’ denganNYA disaat semua jiwa sedang terlelap dalam pembaringan, ketika bisikan Tasbih dan Tahmid dalam SUJUD dan RUKUK kita yang panjang seirama dengan Tasbih dan Tahmidnya para Malaikat yang sedang berkeliling ‘ARSY, di saat itulah ‘perjumpaan’ yang SANGAT MENGGETARKAN terjadai begitu indah dan mengesankan, ya …. Saat itu Allah SWT hadir sedekat URAT LEHER kita itu benar-benar kita rasakan.

I’TIKAF RAMADHAN yang tinggal beberapa hari lagi adalah MOMENTUM TERMAHAL yang mampu membuat kita begitu mudahnya ‘BERTEMU’ dengan Sang KEKASIH kita Allah SWT. Jangan sampai kita lewatkan begitu saja karena disibukkan dengan SHOPING dan MUDIK LEBARAN, rugi bro….!

Sahabat, mumpung RAMADHAN belum berlalu, SAAT INILAH yang PALING TEPAT jika kita ingin memberikan YANG TERBAIK dan TERMAHAL yang kita miliki, karena kita belum memiliki kemampuan untuk ‘BERTEMU’ denganNYA saat ini, bisa jadi KEKAYAAN atau HARTA kita YANG TERBAIK dan TERMAHAL yang kita berikan untuk JALAN ALLAH itulah yang akan mengantar kita untuk lebih mudah ‘menemuiNYA’ dalam kehidupan kita saat ini hingga kelak di SorgaNYA.

\‎​(^▽^)/‎​


(ˆ▽ˆ)

01. pacaran itu permainan, nikah itu keseriusan | mau dimainin atau diseriusin? 
02. inggris, 1 cewek rata2 pacaran dgn 24 pria beda sblm nikah (survei UKDating) | artinya? 96% pacar akan putus! | mending skrg #UdahPutusinAja
03. pacaran dikit-dikit galau, dikit-dikit galau | galau kok dikit-dikit #UdahPutusinAja
04. pacaran itu abisin duit, nikah kemungkinan cuma 4% | pahala jelas nggak dapet, ma
ksiat numpuk, hayuu
05. pacaran enak sebentar, sakit seumur-umur | dan enaknya cowok doang, cewek mah tekor! #UdahPutusinAja
06. "pacaran kan perkenalan?" | betul, kan sudah sy bilang, kenalan doang, main2, nggak serius!
07. mau bukti pacaran itu nggak serius? hayu tanya "kapan kita nikah?" | anda akan menemukan lelaki itu ngarang bebas, mati gaya
08. pas jadipacar aja nyusahin, ngutanglah, minta macem2lah, ajak maksiat lah | pas nikah, dia nyusahin lo dgn begitu sama cewe lain =_
09. segera halalkan hubungan dengan nikah dear, atau putuskan segera | itu baik untuk menjaga kesucian dan kehormatan yg hanya 1
10. pacaran memang enak, nikmat | sampai sesuatu terjadi (semua begitu cepat), dan satu pergi cuci tangan dan satu menyesal

----------------------------------------------------------------------------------------------------

lelaki dan wanita hidupnya terpisah, begitulah Rasul contohkan | nggak lantas boleh sms2an, telpon2an, curhat2an dgn alasan "cuma temen"tau

nggak, pacaran itu awalnya "cuma temen" | yg selingkuh awanya dari "cuma temen" | yg hamil diluar nikah juga alasannya "cuma temen"
batas pergaulan lelaki-wanita hanya sampai sekedar salam, dan interaksi bila ada perlu yg syar'i | selain itu, silakan sama yg sejenis
"aku nggak punya perasaan apa2 kok, kan cuma temen" | iya, awalnya pacaran begitu, awalnya maksiat juga pake "cuma"
"cuma" itu kata2 yg mengerikan | misal "cuma temen", "cuma sekali kok", "cuma dikit kok", "cuma pegang kok", "cuma coba2 kok"
curhat sama lawan jenis memang enak, dalilnya "saling nasehat-menasihati" | dusta, dusta, dusta, tiada yg terjadi selain maksiat, dear..
setan goda anak adam, nggak langsung ekstrim, setan goda sedikit demi sedikit | andalannya pake kata "cuma"
awal godaan "cuma pegang tangan kok", lalu "cuma ciuman kok", terus "cuma ciuman kok", lalu "cuma tidur bareng kok" | lalu?
makanya Islam batasi pergaulan lelaki dan wanita | tiada perlu interaksi, tanpa ada keperluan syar'i (yg dibenarkan Allah)
semakin banyak Muslimah bergaul dengan lelaki, makin berkuranglah kehormatannya | semakin ia menjaga diri, mulialah dirinya
--------------------------------------------------------------------------------------------------
1. cinta itu ajeg dan bersabar | nafsu itu memburu dan terburu-buru
2. cinta itu pengorbanan | nafsu itu menuntut korban
3. cinta itu bicara masa depan | nafsu itu yang penting sekarang
4. cinta itu tak habis, abadi sepanjang masa | nafsu itu habis dalam sesaat saja
5. cinta itu inginkan kebaikan | nafsu itu menyangka inginkan kebaikan
6. cinta itu menyadari | nafsu membuat lupa diri
7. cinta itu berbagi | nafsu itu egois
8. cinta itu merindu yang sudah pasti | nafsu itu menggalau yang belum pasti
9. cinta berarti melindungi | nafsu itu seringnya mengancam
10. cinta itu ibadah | nafsu itu maksiat
11. cinta diterangi jujur | nafsu diselimuti dusta
12. cinta itu menikah | nafsu itu pacaran

Coppas ustadz felix's status

1. "emang pacaran dalam Islam nggak boleh ya?" | iya, Rasul melarang segala jenis khalwat (berdua-duaan) yg bukan mahram, termasuk pacaran
2. "walaupun beda negara? LDR gitu" | mau beda negara, mau beda alam, mau beda dunia, mau LDR mau tetangga, tetep aja haram
3. "kan pacarannya nggak ngapa-ngapain?" | nggak ngapa-ngapain aja dapet dosa, rugi kan? mendingan nggak usa
hlah
4. "tapi kan kita punya
perasaan" | so? punya perasaan nggak buat kamu boleh melanggar hukum Allah yang kasi kamu perasaan
5. "kalo pacarannya bikin positif?" | positif hamil maksudnya?
6. "hehe.. jangan suudzann, maksudnya bersamanya bikin rajin shalat geto" | shalatmu untuk Allah atau untuk pacar? pernah denger ikhlas?
7. "nggak, maksudnya kita, dia kan ber-amar ma'ruf.." | halah, dusta, mana ada kema'rufan dalam membangkang aturan Allah :)
8. "kalo orangtua udah restui?" | mau orangtua restui, mau orangutan, tetep aja pacaran maksiat
9. "katanya ridha Allah bersama ridha ortu?" | wkwk.. ngawur, dalam taat pada Allah iya, dalam maksiat? masak ortu lebih tau dari Allah?
10. "jadi nggak boleh nih? kl dikit aja gimana?" | eee.. nawar, emang ini toko besi kulakan?
11. "terus solusinya gimana? kan Allah ciptakan rasa cinta?" | nikah, itu solusi dan baru namanya serius
12. "yaa.. saya kan masih belum cukup umur" | sudah tau belum niat nikah, kenapa malah mulai pacaran?
13. "pacaran kan enak, nikmat" | iya, nikmat bagi lelaki, bagimu penyesalan penuh airmata nanti
14. "pacar saya udah bilang dia serius sih, 6 tahun lagi baru dia lamar saya" | itu mah nggak serius, sama aja teken kontrak unt sengsara
15. "pacar sy bilang nunggu sampe punya rumah baru lamar" | itu agen properti atau calon suami? nggak serius banget
16. "pacar sy bilang nikahnya nanti kalo udah cukup duit" | alasan klise, itulah yg cowok katakan untuk tunjukkin betapa nggak komit dia
17. "pacar sy bilang mau nikah tapi tunggu saudaranya nikah dulu" | ya tunda aja hubungannya sampe saudaranya nikah
18. "pacar sy bilang dia siap, tapi nunggu lulus" | alasan yang paling menunjukkan ketidakseriusan, nggak siap tu namanya
19. "pacar sy siap ketemu ortu sy sekarang juga, tapi sy yg belum siap" | cape deeh (=_=);
20. "ya udah, kakak-adik aja ya?" | wkwk.. maksa banget sih mau maksiat? giliran suruh shalat aja banyak alasan
21. "terus yang serius itu yang gimana?" | yang berani datangi wali-mu, dan dapet restu wali-mu dan menikahimu segera
22. "iya, sy udah putusin pacar, dia mau bunuh diri katanya" | tuh, tau kan mental lelaki pacaran, suruh nguras laut aja lelaki begitu
23. hal terserius yang bisa dilakukan yg belum siap adalah memantaskan diri | bukan justru mengobral diri
24. pahami agama, kaji Islam, perjuangkan Islam sebagai persiapan, itu baru serius | agar pantas dirimu jadi pasangan dan ortu yg baik
25. cinta ada masanya, pantaskan diri untuknya | bukan dengan pacaran, baku syahwat pake badan
26. kl siap walau nikahnya harus besok, barulah ta'aruf | karena ta'aruf bukan mainan bagi yg belum siap
27. jadi serius bagi yg sudah siap adl dengan nikah | sementara serius bagi yg belum siap adl mendekat dan taat pada Allah | kelir?!

Kamis, 16 Agustus 2012

Siapa Orang yang paling dekat dan jauh dengan Nabi di hari kiamat?? :))

Diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat kedudukannya denganku di hari kiamat kelak adalah orang yang terbaik akhlaqnya. Dan orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku pa
da hari kiamat kelak adalah tsartsarun, mutasyaddiqun dan mutafaihiqun.”
.
Sahabat berkata:
“Ya Rasulullah… kami sudah tahu arti tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa arti mutafaihiquun?”
.
Beliau menjawab,
“Orang yang sombong.”
.
(HR. Tirmidzi, ia berkata ‘hadits ini hasan gharib’. Hadits ini dishahihkan oleh al-Albani dalam kitab Shahih Sunan Tirmidzi)
Di dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa orang yang paling dekat dengan beliau adalah orang-orang yang paling baik akhlaknya. Maka apabila akhlak Anda semakin mulia niscaya kedudukan anda di hari kiamat kelak akan semakin dekat dengan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dibandingkan selain Anda.
*
Sedangkan orang yang terjauh posisinya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
pada hari kiamat kelak adalah tsartsarun, mutasyaddiqun dan mutafaihiqun (Syarh Riyadhush Shalihin, hal. 396-397)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah menerangkan bahwa makna tsartsarun adalah orang yang banyak bicara dan suka menyerobot pembicaraan orang lain.
Apabila dia duduk ngobrol dalam suatu majelis dia sering menyerobot pembicaraan orang lain, sehingga seolah-olah tidak boleh ada yang bicara dalam majelis itu selain dia. Dia berbicara tanpa membiarkan orang lain leluasa berkata-kata. Perbuatan seperti ini tidak diragukan lagi termasuk kesombongan. Yang dimaksud majelis dalam konteks ini adalah pembicaraan-pembicaraan sehari-hari bukan majelis ilmu atau pengajian, sebab jika suatu saat Anda mendapat kesempatan untuk memberikan nasihat atau mengisi kajian di depan mereka lalu Anda sendirian yang lebih banyak berbicara maka hal ini tidaklah mengapa (lihat Syarh Riyadhush Shalihin, hal. 397)
*
Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah menerangkan bahwa makna mutasyaddiqun adalah orang yang suka berbicara dengan gaya bicara yang meremehkan orang lain seolah-olah dia adalah orang paling fasih, itu dilakukannya karena kesombongan dan bangga diri yang berlebihan.
Seperti contohnya berbicara dengan menggunakan bahasa Arab di hadapan orang-orang awam, sebab kebanyakan orang awam tidak paham bahasa Arab.
Seandainya Anda mengajak bicara mereka dengan bahasa Arab maka tentulah hal itu terhitung sikap berlebihan dan memaksa-maksakan dalam pembicaraan.
Adapun jika Anda sedang mengajar di hadapan para penuntut ilmu maka biasakanlah berbicara dengan bahasa Arab dalam rangka mendidik dan melatih mereka agar sanggup berbicara dengan bahasa Arab.
Adapun terhadap orang awam maka tidak selayaknya Anda berbicara dengan mereka dengan bahasa Arab, tetapi bicaralah dengan mereka dengan bahasa yang mereka pahami dan jangan banyak memakai istilah-istilah asing,
.
artinya janganlah Anda menggunakan kata-kata asing yang sulit mereka mengerti, karena hal itu termasuk berlebihan dan angkuh dalam pembicaraan (lihat Syarh Riyadhush Shalihin, hal. 397)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah menerangkan makna mutafaihiqun:
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkannya yaitu orang-orang yang sombong. Orang sombong ini bersikap angkuh di hadapan orang-orang. Jika berdiri untuk berjalan seolah-olah dia berjalan di atas helaian daun (dengan langkah kaki yang dibuat-buat –pent) karena adanya kesombongan di dalam dirinya. Perilaku ini tak diragukan lagi termasuk akhlak yang sangat tercela, wajib bagi setiap orang untuk menghindarinya. Karena yang namanya orang tetap saja manusia biasa, maka hendaklah dia mengerti ukuran dirinya sendiri. Meskipun dia telah dikaruniai sekian banyak harta, kedalaman ilmu atau kedudukan yang tinggi oleh Allah, seyogyanya dia merendahkan diri (tawadhu’).
Sikap tawadhu’ orang-orang yang telah mendapat anugerah harta, ilmu, atau kedudukan tentu lebih utama nilainya daripada tawadhu’nya orang-orang yang tidak seperti mereka.
*

Oleh sebab itu terdapat dalam sebuah hadits yang memberitakan orang-orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah dan tidak disucikan-Nya pada hari kiamat, diantara mereka adalah:
“Orang miskin yang sombong”
Sebab orang miskin tidak mempunyai faktor pendorong (modal) untuk sombong….
Sudah semestinya orang-orang yang diberi anugerah nikmat oleh Allah semakin meningkatkan syukurnya kepada Allah serta semakin tambah tawadhu’ kepada sesama,
**
semoga Allah memberikan taufiq kepada saya dan seluruh umat Islam untuk memiliki akhlak yang mulia dan amal yang baik, dan semoga Allah menjauhkan kita dari akhlak-akhlak yang buruk dan amal-amal yang jelek, sesungguhnya Dia Maha dermawan lagi Maha mulia (lihat Syarah Riyadhush Shalihin, hal. 397-398)
*
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel muslim.or.id

Siapa Orang yang paling dekat dan jauh dengan Nabi di hari kiamat?? :))

Diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat kedudukannya denganku di hari kiamat kelak adalah orang yang terbaik akhlaqnya. Dan orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku pa
da hari kiamat kelak adalah tsartsarun, mutasyaddiqun dan mutafaihiqun.”
.
Sahabat berkata:
“Ya Rasulullah… kami sudah tahu arti tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa arti mutafaihiquun?”
.
Beliau menjawab,
“Orang yang sombong.”
.
(HR. Tirmidzi, ia berkata ‘hadits ini hasan gharib’. Hadits ini dishahihkan oleh al-Albani dalam kitab Shahih Sunan Tirmidzi)
Di dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa orang yang paling dekat dengan beliau adalah orang-orang yang paling baik akhlaknya. Maka apabila akhlak Anda semakin mulia niscaya kedudukan anda di hari kiamat kelak akan semakin dekat dengan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dibandingkan selain Anda.
*
Sedangkan orang yang terjauh posisinya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
pada hari kiamat kelak adalah tsartsarun, mutasyaddiqun dan mutafaihiqun (Syarh Riyadhush Shalihin, hal. 396-397)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah menerangkan bahwa makna tsartsarun adalah orang yang banyak bicara dan suka menyerobot pembicaraan orang lain.
Apabila dia duduk ngobrol dalam suatu majelis dia sering menyerobot pembicaraan orang lain, sehingga seolah-olah tidak boleh ada yang bicara dalam majelis itu selain dia. Dia berbicara tanpa membiarkan orang lain leluasa berkata-kata. Perbuatan seperti ini tidak diragukan lagi termasuk kesombongan. Yang dimaksud majelis dalam konteks ini adalah pembicaraan-pembicaraan sehari-hari bukan majelis ilmu atau pengajian, sebab jika suatu saat Anda mendapat kesempatan untuk memberikan nasihat atau mengisi kajian di depan mereka lalu Anda sendirian yang lebih banyak berbicara maka hal ini tidaklah mengapa (lihat Syarh Riyadhush Shalihin, hal. 397)
*
Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah menerangkan bahwa makna mutasyaddiqun adalah orang yang suka berbicara dengan gaya bicara yang meremehkan orang lain seolah-olah dia adalah orang paling fasih, itu dilakukannya karena kesombongan dan bangga diri yang berlebihan.
Seperti contohnya berbicara dengan menggunakan bahasa Arab di hadapan orang-orang awam, sebab kebanyakan orang awam tidak paham bahasa Arab.
Seandainya Anda mengajak bicara mereka dengan bahasa Arab maka tentulah hal itu terhitung sikap berlebihan dan memaksa-maksakan dalam pembicaraan.
Adapun jika Anda sedang mengajar di hadapan para penuntut ilmu maka biasakanlah berbicara dengan bahasa Arab dalam rangka mendidik dan melatih mereka agar sanggup berbicara dengan bahasa Arab.
Adapun terhadap orang awam maka tidak selayaknya Anda berbicara dengan mereka dengan bahasa Arab, tetapi bicaralah dengan mereka dengan bahasa yang mereka pahami dan jangan banyak memakai istilah-istilah asing,
.
artinya janganlah Anda menggunakan kata-kata asing yang sulit mereka mengerti, karena hal itu termasuk berlebihan dan angkuh dalam pembicaraan (lihat Syarh Riyadhush Shalihin, hal. 397)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah menerangkan makna mutafaihiqun:
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkannya yaitu orang-orang yang sombong. Orang sombong ini bersikap angkuh di hadapan orang-orang. Jika berdiri untuk berjalan seolah-olah dia berjalan di atas helaian daun (dengan langkah kaki yang dibuat-buat –pent) karena adanya kesombongan di dalam dirinya. Perilaku ini tak diragukan lagi termasuk akhlak yang sangat tercela, wajib bagi setiap orang untuk menghindarinya. Karena yang namanya orang tetap saja manusia biasa, maka hendaklah dia mengerti ukuran dirinya sendiri. Meskipun dia telah dikaruniai sekian banyak harta, kedalaman ilmu atau kedudukan yang tinggi oleh Allah, seyogyanya dia merendahkan diri (tawadhu’).
Sikap tawadhu’ orang-orang yang telah mendapat anugerah harta, ilmu, atau kedudukan tentu lebih utama nilainya daripada tawadhu’nya orang-orang yang tidak seperti mereka.
*

Oleh sebab itu terdapat dalam sebuah hadits yang memberitakan orang-orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah dan tidak disucikan-Nya pada hari kiamat, diantara mereka adalah:
“Orang miskin yang sombong”
Sebab orang miskin tidak mempunyai faktor pendorong (modal) untuk sombong….
Sudah semestinya orang-orang yang diberi anugerah nikmat oleh Allah semakin meningkatkan syukurnya kepada Allah serta semakin tambah tawadhu’ kepada sesama,
**
semoga Allah memberikan taufiq kepada saya dan seluruh umat Islam untuk memiliki akhlak yang mulia dan amal yang baik, dan semoga Allah menjauhkan kita dari akhlak-akhlak yang buruk dan amal-amal yang jelek, sesungguhnya Dia Maha dermawan lagi Maha mulia (lihat Syarah Riyadhush Shalihin, hal. 397-398)
*
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel muslim.or.id

Siapa Orang yang paling dekat dan jauh dengan Nabi di hari kiamat?? :))

Diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat kedudukannya denganku di hari kiamat kelak adalah orang yang terbaik akhlaqnya. Dan orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku pa
da hari kiamat kelak adalah tsartsarun, mutasyaddiqun dan mutafaihiqun.”
.
Sahabat berkata:
“Ya Rasulullah… kami sudah tahu arti tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa arti mutafaihiquun?”
.
Beliau menjawab,
“Orang yang sombong.”
.
(HR. Tirmidzi, ia berkata ‘hadits ini hasan gharib’. Hadits ini dishahihkan oleh al-Albani dalam kitab Shahih Sunan Tirmidzi)
Di dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa orang yang paling dekat dengan beliau adalah orang-orang yang paling baik akhlaknya. Maka apabila akhlak Anda semakin mulia niscaya kedudukan anda di hari kiamat kelak akan semakin dekat dengan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dibandingkan selain Anda.
*
Sedangkan orang yang terjauh posisinya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
pada hari kiamat kelak adalah tsartsarun, mutasyaddiqun dan mutafaihiqun (Syarh Riyadhush Shalihin, hal. 396-397)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah menerangkan bahwa makna tsartsarun adalah orang yang banyak bicara dan suka menyerobot pembicaraan orang lain.
Apabila dia duduk ngobrol dalam suatu majelis dia sering menyerobot pembicaraan orang lain, sehingga seolah-olah tidak boleh ada yang bicara dalam majelis itu selain dia. Dia berbicara tanpa membiarkan orang lain leluasa berkata-kata. Perbuatan seperti ini tidak diragukan lagi termasuk kesombongan. Yang dimaksud majelis dalam konteks ini adalah pembicaraan-pembicaraan sehari-hari bukan majelis ilmu atau pengajian, sebab jika suatu saat Anda mendapat kesempatan untuk memberikan nasihat atau mengisi kajian di depan mereka lalu Anda sendirian yang lebih banyak berbicara maka hal ini tidaklah mengapa (lihat Syarh Riyadhush Shalihin, hal. 397)
*
Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah menerangkan bahwa makna mutasyaddiqun adalah orang yang suka berbicara dengan gaya bicara yang meremehkan orang lain seolah-olah dia adalah orang paling fasih, itu dilakukannya karena kesombongan dan bangga diri yang berlebihan.
Seperti contohnya berbicara dengan menggunakan bahasa Arab di hadapan orang-orang awam, sebab kebanyakan orang awam tidak paham bahasa Arab.
Seandainya Anda mengajak bicara mereka dengan bahasa Arab maka tentulah hal itu terhitung sikap berlebihan dan memaksa-maksakan dalam pembicaraan.
Adapun jika Anda sedang mengajar di hadapan para penuntut ilmu maka biasakanlah berbicara dengan bahasa Arab dalam rangka mendidik dan melatih mereka agar sanggup berbicara dengan bahasa Arab.
Adapun terhadap orang awam maka tidak selayaknya Anda berbicara dengan mereka dengan bahasa Arab, tetapi bicaralah dengan mereka dengan bahasa yang mereka pahami dan jangan banyak memakai istilah-istilah asing,
.
artinya janganlah Anda menggunakan kata-kata asing yang sulit mereka mengerti, karena hal itu termasuk berlebihan dan angkuh dalam pembicaraan (lihat Syarh Riyadhush Shalihin, hal. 397)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah menerangkan makna mutafaihiqun:
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkannya yaitu orang-orang yang sombong. Orang sombong ini bersikap angkuh di hadapan orang-orang. Jika berdiri untuk berjalan seolah-olah dia berjalan di atas helaian daun (dengan langkah kaki yang dibuat-buat –pent) karena adanya kesombongan di dalam dirinya. Perilaku ini tak diragukan lagi termasuk akhlak yang sangat tercela, wajib bagi setiap orang untuk menghindarinya. Karena yang namanya orang tetap saja manusia biasa, maka hendaklah dia mengerti ukuran dirinya sendiri. Meskipun dia telah dikaruniai sekian banyak harta, kedalaman ilmu atau kedudukan yang tinggi oleh Allah, seyogyanya dia merendahkan diri (tawadhu’).
Sikap tawadhu’ orang-orang yang telah mendapat anugerah harta, ilmu, atau kedudukan tentu lebih utama nilainya daripada tawadhu’nya orang-orang yang tidak seperti mereka.
*

Oleh sebab itu terdapat dalam sebuah hadits yang memberitakan orang-orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah dan tidak disucikan-Nya pada hari kiamat, diantara mereka adalah:
“Orang miskin yang sombong”
Sebab orang miskin tidak mempunyai faktor pendorong (modal) untuk sombong….
Sudah semestinya orang-orang yang diberi anugerah nikmat oleh Allah semakin meningkatkan syukurnya kepada Allah serta semakin tambah tawadhu’ kepada sesama,
**
semoga Allah memberikan taufiq kepada saya dan seluruh umat Islam untuk memiliki akhlak yang mulia dan amal yang baik, dan semoga Allah menjauhkan kita dari akhlak-akhlak yang buruk dan amal-amal yang jelek, sesungguhnya Dia Maha dermawan lagi Maha mulia (lihat Syarah Riyadhush Shalihin, hal. 397-398)
*
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel muslim.or.id

Senin, 13 Agustus 2012

♥ ~ ~ :: 8 Pesan Bijak Untuk Umat Manusia :: ~ ~ ♥

Pahamilah dan resapi pesan2 bijak di bawah ini…

1. Kertas terbuat dari kayu, belajar membutuhkan banyak kertas (baca: buku). Jadi, dengan tidak belajar berarti kita telah mendukung gerakan Go Green!

2. Menjadi perokok pasif lebih berbahaya dari perokok aktif, oleh karena itu marilah kita aktif merokok !

3. Makan sayur bikin kurus? Coba kalian bandingkan kuda nil yang vegetarian dan macan yang karnivora. Mana yg lebih kurus?

4. Makan makanan kotor bikin diare? Tapi saya belum pernah dengar ada lalat yang mencret.

5. Gigit kuku merupakan kebiasaan buruk? Tahukah kamu kalau kuku tangan empat kali lebih cepat tumbuh daripada kuku kaki, untuk apa? UNTUK DIGIGITIN.

6. Mengurangi makan akan membuat anda kurus? Coba liat paus biru, mereka hanya makan plankton (hewan laut yg amat kecil) tapi mereka termasuk hewan paling besar yang hidup di dunia. Jadi, kenapa mesti repot-repot diet?

7. Berlari dapat membuat jantung anda sehat dan memperpanjang umur. Coba kita lihat kura-kura. Jalannya amat lamban dan dapat bertahan hingga 100 tahun. Jadi kenapa harus repot-repot lari?

8. Orang-orang berpendapat bahwa nge-gym bisa ngurusin badan. Tapi tahu gak kalau Ade Rai itu beratnya berkisar antara 85-100kg. So, kenapa harus repot-repot “nge-gym”?

xixixi just for fun...no more

♥ ~ ~ :: KISAH SYUKUR NIKMAT DAN INGKAR NIKMAT :: ~ ~ ♥

Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam pernah menceritakan (artinya): “Ada tiga orang dari Bani Israil menderita penyakit belang, botak, dan buta. Allah hendak menguji mereka, maka Allah pun utus kepada mereka Malaikat. 

Malaikat itu datang kepada si belang dan bertanya: Apakah yang paling kamu dambakan? Si belang menjawab: Saya mendambakan paras yang tampan dan kulit yang bagus serta hilang penyakit yang menjadikan orang-orang jijik kepadaku. Malaikat itu pun mengusap si belang, maka hilanglah penyakit yang menjijikkannya itu, bahkan ia diberi paras yang tampan. Malaikat itu bertanya lagi: Harta apakah yang paling kamu senangi? Si belang menjawab: Unta. Kemudian ia diberi unta yang bunting sepuluh bulan. Dan malaikat tadi berkata: Semoga Allah memberi barakah atas apa yang kamu dapatkan ini. 

Kemudian Malaikat itu datang kepada si botak dan bertanya: Apakah yang paling kamu dambakan? Si botak menjawab: Saya mendambakan rambut yang bagus dan hilangnya penyakit yang menjadikan orang-orang jijik kepadaku ini. Malaikat itu pun mengusap si botak, maka hilanglah penyakitnya itu, serta diberilah ia rambut yang bagus. Malaikat itu bertanya lagi: Harta apakah yang paling kamu senangi? Si botak menjawab: Sapi. Kemudian ia diberi sapi yang bunting. Dan malaikat tadi berkata: Semoga Allah memberi barakah atas apa yang kamu dapatkan ini. 

Kemudian Malaikat itu datang kepada si buta dan bertanya: Apakah yang paling kamu dambakan? Si buta menjawab: Saya mendambakan agar Allah mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat melihat. Malaikat itu pun mengusap si buta, dan Allah mengembalikan penglihatannya. Malaikat itu bertanya lagi: Harta apakah yang paling kamu senangi? Si buta menjawab: Kambing. Kemudian ia diberi kambing yang bunting. 

Selang beberapa waktu kemudian, unta, sapi, dan kambing tersebut berkembang biak yang akhirnya si belang tadi memiliki unta yang memenuhi suatu lembah, demikian juga dengan si botak dan si buta, masing-masing memiliki sapi dan kambing yang memenuhi suatu lembah. 
Kemudian Malaikat tadi datang kepada si belang dengan menyerupai orang yang berpenyakit belang seperti keadaan si belang waktu itu, dan berkata: Saya adalah orang miskin yang kehabisan bekal di tengah perjalanan. Sampai hari ini tidak ada yang mau memberi pertolongan kecuali Allah kemudian engkau. Saya meminta kepadamu -dengan menyebut Dzat Yang telah memberi engkau paras yang tampan dan kulit yang bagus serta harta kekayaan- seekor unta untuk bekal dalam perjalanan saya. Si belang berkata: Hak-hak yang harus saya berikan masih banyak. 
Malaikat itu berkata: Kalau tidak salah saya sudah mengenalimu. Bukankah kamu dahulu orang yang berpenyakit belang sehingga orang lain merasa jijik kepadamu? Bukankah kamu dahulu orang yang miskin kemudian Allah memberi kekayaan kepadamu? Si belang berkata: Harta kekayaanku ini adalah warisan dari nenek moyangku. Malaikat itu berkata: Jika kamu berdusta, semoga Allah mengembalikanmu seperti keadaan semula. 

Kemudian Malaikat itu datang kepada si botak seperti keadaan si botak waktu itu. Dan berkata kepadanya seperti apa yang dikatakan kepada si belang. Si botak juga menjawab seperti jawaban si belang tadi. Kemudian Malaikat tadi berkata: Jika kamu berdusta, semoga Allah ? mengembalikanmu seperti keadaan semula. 

Kemudian Malaikat tadi mendatangi si buta dengan menyerupai orang buta seperti keadaan si buta waktu itu dan berkata: Saya adalah orang miskin yang kehabisan bekal di tengah perjalanan. Sampai hari ini tidak ada yang mau memberi pertolongan kecuali Allah ? kemudian engkau. Saya meminta kepadamu -dengan menyebut Dzat Yang telah mengembalikan penglihatanmu- seekor kambing untuk bekal dalam perjalanan saya. 

Si buta berkata: Saya dahulu adalah orang yang buta kemudian Allah mengembalikan penglihatan saya. Maka ambillah apa yang kamu inginkan dan tinggalkanlah apa yang tidak kamu senangi. Demi Allah, sekarang saya tidak akan memberatkan sesuatu kepadamu yang kamu ambil karena Allah Yang Maha Mulia. Malaikat itu berkata: Peliharalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu itu diuji dan Allah telah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu (si belang dan si botak).” 
(HR. Al Bukhari dan Muslim, hadits ini juga disebutkan oleh Al Imam An Nawawi dalam Riyadhush Shalihin hadits no. 65) 

Di dalam sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam yang mulia tersebut banyak terkandung faedah dan pelajaran beharga bagi kaum muslimin. Tidaklah Rasulullah menceritakan kisah kejadian umat terdahulu melainkan untuk menjadi pelajaran bagi umat yang datang setelahnya. 
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (Yusuf: 111) 

Syukur Nikmat, Sebab Dibukanya Pintu Barakah 
Dalam hadits tersebut kita melihat bagaimana si buta ketika dia bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala. Dia menegaskan bahwa kenikmatan berupa disembuhkannya dia dari kebutaan dan diberinya harta kekayaan itu datangnya dari Allah subhanahu wata’ala. Kemudian dia menginfakkan hartanya tersebut untuk membantu saudaranya yang membutuhkan. Maka Allah subhanahu wata’ala pun berikan barakah kepadanya dengan ditetapkannya harta tersebut kepadanya dan dia pun mendapatkan ridha Allah subhanahu wata’ala. 

Dari sini kita bisa mengambil faedah bahwasanya syukur nikmat merupakan sebab ditetapkan bahkan ditambahkannya kenikmatan tersebut. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): 
“Jika kalian bersyukur, pasti Aku (Allah) akan tambah (kenikmatan) untuk kalian, dan jika kalian ingkar, sesunggahnya adzab-Ku sangatlah pedih.” (Ibrahim: 7) 

Mengingkari Nikmat Berpotensi Mendapatkan Murka Allah Subhanahu wa Ta’ala 
Berbeda dengan si buta, si belang dan si botak justru mengingkari nikmat yang Allah subhanahu wata’ala berikan kepada mereka itu dengan menyatakan: Harta kekayaanku ini adalah warisan dari nenek moyangku. Mereka mengingkari bahwa harta yang mereka miliki itu merupakan pemberian dari Allah subhanahu wata’ala. Lebih dari itu mereka enggan untuk menginfakkan hartanya untuk membantu saudaranya yang membutuhkan. 
Maka mereka pun mendapatkan do’a kejelekan dari Malaikat dan mendapatkan murka dari Allah subhanahu wata’ala. 

Demikianlah, barangsiapa yang tidak mau bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala dan menyombongkan diri bahwa harta yang dimilikinya itu merupakan hasil usahanya sendiri dan bukan pemberian Allah subhanahu wata’ala, maka Allah subhanahu wata’ala mengancamnya dengan adzab yang pedih. 

Ingatkah anda akan perkataan Qarun yang diabadikan di dalam Al Qur’an (artinya): 
“Sesungguhnya aku diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.” (Al Qashash: 78) 
Apa yang terjadi kemudian? Allah subhanahu wata’ala tenggelamkan dia beserta hartanya ke perut bumi. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): 
“Maka Kami membenamkan Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi.” (Al Qashash: 81) 

Anjuran Bershadaqah 
Hadits tersebut juga menunjukkan kepada kita tentang anjuran untuk bershadaqah. Tidaklah harta itu berkurang karena shadaqah, dan tidaklah orang kaya itu menjadi miskin karena dia rajin bershadaqah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 
“Tidaklah shadaqah itu mengurangi harta.” (HR. Muslim) 

Justru dengan bershadaqah, harta seseorang akan semakin bertambah, barakahnya maupun jumlah harta itu sendiri. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): 
“Dan apa saja yang kamu infakkan, maka Dia (Allah) akan menggantinya dan Dialah sebaik-baik pemberi rizki.” (Saba’: 39) 

Peringatan dari Perbuatan Kikir 
Sifat kikir yang ditunjukkan oleh si belang dan si botak tersebut justru berakibat buruk bagi diri mereka sendiri. Allah subhanahu wata’ala murka kepada mereka. Orang-orang seperti inilah yang Allah subhanahu wata’ala nyatakan dalam Al Qur’an (artinya): 
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. (Yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh orang untuk berbuat kikir dan menyembunyikan karunia Allah yang diberikan kepada mereka.” (An Nisa’: 36-37) 
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): 
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya dijalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka dengan adzab yang pedih.” (At Taubah: 34) 

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 
“Dan hati-hatilah kalian dari kikir, karena kekikiran itu telah membinasakan orang-orang sebelum kalian.” (HR. Muslim) 

Demikianlah beberapa faedah yang terkandung dalam hadits ini. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita semua sebagai hamba-Nya yang bisa mengambil pelajaran darinya. Amin, Ya Rabbal ‘Alamin. 

(♥ Subhanallah || Semoga Bermanfaat & Silahkan Di Share ♥)

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaik